Monday, March 14, 2016

Seni Menawar Harga Tanah Perumahan

Harga tanah untuk perumahan akan sangat mahal kalau kita tidak piawai dalam menawar harga. Akibatnya anda bisa rugi . Menawar harga tanah ada seninya. Dapatkan triknya dalam tulisan ini.

Pada suatu hari saya di telpon oleh salah seorang makelar tanah atau pakang tanah, Pakang tanah itu memberi informasi kepada saya bahwa ada sebidang lahan yang mau di jual berupa beberapa petak sawah, lokasi di pinggir jalan, harga 500rb permeter, luas 1 ha dan bla bla bla..

Singkat cerita saya tertarik dan terjadilah tawar menawar dengan pemilik lahan.
“Jadi berapa harga tanah bapak?”
“saya mau menjual tanah saya 500 ribu /m2 pak”
“wah mahal ya, berbeda dengan harga pasaran di sekitar sini ya pak?” canda saya
“iya pak, lahan saya kan strategis dan di pinggir jalan lagi”
“iya pak saya maklum, tapi begini pak, bapak kan tahu saya ini seorang pengembang perumahan, lahan ini akan saya bangun perumahan, kemudian rumah-rumah itu akan di jadikan pemukiman warga, dan sebelumnya dibangun saya harus mematangkan lahan bapak ini dengan tanah timbunan yang biayanya bisa mencapai 50% dari harga tanah lho pak, namun itu bukanlah urusan bapak, hanya saja setiap rumah itu nanti harga nya akan berbeda-beda.”

Sampai di sini bapak pemilik lahan memotong pembicaraan dan bertanya.
“kenapa harga rumah nya berbeda-beda pak? Apakah rumah yang akan bapak bangun tidak sama besar?”
“Rumah nya sama besar pak, yang membedakannya adalah posisi rumah nya, bapak tahu kan harga rumah yang terletak di pinggir jalan lebih mahal dari pada yang masuk ke dalam”?
“iya itu sudah pasti pak”
“nah oleh sebab itu saya minta supaya bapak mau menurunkan harga tanah bapak sesuai dari posisi, sepertiga dari depan, tengah, dan belakang.

“Maksud saya harga 500 ribu/m2 itu kita sepakati untuk posisi satu pertiga dari depan, posisi tengah nya saya minta 400 ribu permeter dan sepetiga kebelakang nya saya sanggup 300 ribu sesuai dengan harga yang berbeda setiap rumah nantinya, bagaimana pak?”

bapak pemilik lahan tertegun
“ tapi anu pak he eh hmm bagaimana ya, emm”
“tenang saja pak, bapak pertimbangkan lah dulu, jangan buru-buru memutuskannya, lagi pula bapak kan bisa berdiskusi dulu dengan istri serta keluarga bapak”

Apakah cara itu berhasil? saya tidak tahu Anda akan berhasil atau tidak. Sialakan anda coba. Yang jelas saya melakukannya kadang berhasil kadang juga tidak berhasil. kalaupun tidak berhasil ada pelajaran penting yang bisa anda ambil dari setiap fase usaha anda.

No comments:

Post a Comment